Agus Noor, menulis banyak prosa, cerpen, naskah lakon (monolog dan teater) juga skenario sinetron. Beberapa buku yang telah ditulisnya antara lain, Memorabilia, Bapak Presiden yang Terhormat, Selingkuh Itu Indah, Rendezvous (Kisah Cinta yang Tak Setia), Matinya Toekang Kritik, Potongan Cerita di Kartu Pos. Laman ini menjadi taman pertemuan bagi pikiran dan gagasan, seputar karya-karya Agus Noor. Pertukaran seputar gagasan penciptaan dan proses kreatif tentulah akan lebih menyenangkan dan mencerahkan. Karya-karya Agus Noor yang berupa cerpen juga banyak terhimpun dalam beberapa buku, antara lain: Jl. Asmaradana (Cerpen Pilihan Kompas, 2005), Ripin (Cerpen Kompas Pilihan, 2007), Kitab Cerpen Horison Sastra Indonesia, (Majalah Horison dan The Ford Foundation, 2002), Pembisik (Cerpen-cerpen terbaik Republika), 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 (Pena Kencana), dll.
Menerima penghargaan sebagai cerpenis terbaik pada Festival Kesenian Yogyakarta 1992. Mendapatkan sertifikat Anugerah Cerpen Indonesia dari Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1992 untuk tiga cerpennya: “Keluarga Bahagia”, “Dzikir Sebutir Peluru” dan “Tak Ada Mawar di Jalan Raya”. Sedang cerpen “Pemburu” oleh majalah sastra Horison, dinyatakan sebagai salah satu karya terbaik yang pernah terbit di majalah itu selama kurun waktu 1990-2000. Dan cerpen “Piknik” masuk dalam Anugerah Kebudayaan 2006 Departemen Seni dan Budaya untuk kategori cerpen.
Dua draf novelnya masih ia simpan. Ia sangat yakin, bahwa di dunia ini ada tiga Agus Noor, yang serupa dan persis sama. Makanya, bila suatu hari Anda berjumpa dengan seseorang yang mengaku Agus Noor atau mirip Agus Noor, boleh jadi itu bukan Agus Noor yang sebenarnya. Mungkin itu kembarannya. Untuk memastikan apakah itu Agus Noor sungguhan atau bukan, Anda bisa konfirmasi ke: agus2noor@yahoo.co.id
Halo mas…jadi enak neh komunikasinya kalo mas punya blog. Apa kabar?
🙂
Halo mas agus. Salam kenal
Salam kenal mas Agus.
Saya juga Agus Simatupang.
Sepertinya anda ini punya jiwa seni ya.
Oklah. Selamat berkarya.
…
apa kabar, bro?
Baik… Gimana, kamu udah ngeblog jg, ya? Ntar deh aku mampir..
ehm..istilah yang bagus..Penyihir Bahasa.
istilahnya Pak Karno tuh Pemuja Aksara..
salam kenal
–ternyata, tak semua penyihir itu jahat–
Ehm… salam kenal juga..
slmt malam dan salam kenal,mas.
kalau boleh saya link blognya.
salamku,
langitjiwa.
om, avatarnya juga beda dengan aslinya lo :P. om jeger masih tinggal di tirtonirmolo itu? kalau iya, blognya saya masukin di projotamansari.com ya. blog aggregrator buat orang yang tinggal dan lahir di bantul. Ya om ya?
Langitjiwa, salam kenal jg. Tentu, saya mempersilakan untuk melink blog ini. Terimakasih. Untuk Veta, saya masih termaktub warga mBantul kok..
ok om, berarti tak masukin di projotamansari.com ya
apat kutipan ini dari blog pakde.com:
“Penulis Jogja, Agus Noor, yang sudah lebih dulu ngeblog, kabarnya juga mau dibantu Eka pindah ke domain sendiri.”
bener nih mau pindah domain sendiri? kalo ada yg bisa gw bantu, japri aja. belum lama ini Jokpin juga akhirnya membeli jokopinurbo.com, ehehehehe …
Mas,,Salam kenal ya,,,,
main2 ke blog ane,,,^^
lagi browsing di ktr, dan lagi perhati’in Sidang Susila bisa ketemu blog ini.sekalian buat referensi belajar nulisku.
salut buat Sidang Susila ya..
Nonton Sidang Susila, ya? oke deh… Mungkin dlm waktu dekat ini aku mo posting-in naskah Sidang Susila itu. Biar mereka yg ga sempet nonton, bisa baca… Oh, ya, untk semuanya, salam, salam dan salam… maaf klo jawaban saya kadang telat banget..
salam kenal pak,
hanya penikmat cerpen yang sedang jalan-jalan 😛
salam
ya sama sama. hihihi
sebenarnya udah lama ngintip di sini. mau diam, tapi ga tahan juga. aku mulai jatuh cinta pada cerpen-cerpen Bung sejak membaca INTERMESO di Horison. Aku minta ijin link blog ini ya. Dan, aku masih sedang belajar, moga bisa seperti Bung. Sori aku memanggilmu ‘Bung’ meski usiaku lebih muda. Bukankah sastra juga bagian dari ajaran menjunjung semangat egaliter? hehe. salam.
maksudku intermeso untuk sapardi. hehe
Sungai, aku suka dipanggil Bung, atau apa saja. Semangat egaliter, sudah pasti, mesti ada dalam sastra. Karya sastra, sesungguhnya, tak ada kaitannya apa pun dengan usia. Yg terpenting ialah kematangan seseorang. Ia bisa berusia belia, tetapi kalo karyanya matang, ya yg tua harus takzim hormat padanya. Seperti, saya pun, pasti akan hormat pada Bung, sungai, yang mengalir menuju kedalaman jiwa…
Salam kenal dari Solo mas…
Ijin posting naskahnya di weblog kami yah…buat menambah perpustakaan naskah kami. Sekalian nge-link ke sini
Silakan.. Salam buat kawan2 Teater Delik semuanya…
oya bung, sesekali mampirlah ke blogku, siapa tahu bung selera. rindu juga kami yang masih belajar ini diperhatikan orang besar. hehe
aku dah dapat naskah sidang susila, dapatnya di gramedia.tertarik aja ma sentilan2 sosial.
Salam kenal dari Bandung…
_dee_
Salam kenal juga… Bagaimana Bandung? makin semrawutkah? Terakhir aku ke Bandung, aku sudah langsung ga tahan dengan lalu-lintasnya. Tapi mie kocok deket stasiun itu, selalu membuatku pingin kembali…
salam kenal, pak
numpang duduk sambil baca-baca 🙂
Silakan baca-baca…klo sambil ngopi, jgn lupa bagi-bagi kopinya…
Mas Agus,
wah, senang sekali aku bisa menemui blogmu di sini. Saya pengagum cerpen-cerpenmu sejak di Jogja. Cerpen pertamamu yang kubaca kalau tidak salah berjudul “tragedi secangkir kopi” yang dimuat di Jurnal Ulumul Qur’an.
Lalu kubeli Selinkuh itu Indah. Pacarku yang ga begitu suka sastra langsung pinjam itu kumpulan cerpen. Ia bawa ke kos. Eh, malah digilir semua penghuni kosnya sampai lecek-lecek dan lemnya lepas. Setelah itu pacarku mendatangi tempat fotokopi dekat Mirota Kampus untuk mengelem kembali kumpulan cerpenmu. Ah, kumpulan cerpenmu selalu mengingatkanku padanya, yang sudah jauh entah kemana.
Terima kasih mas, novelmu itu berjasa sekali padaku. 🙂
Sekedar saran, kalau postingnya kepanjangan, mendin naskahnya di PDF-kan atau filenya disediakan untuk didownload. Bisa taruh di box.net atau di wordpress ini file-file itu. Capek juga bacanya di blog ini kalau kepanjangan.
Makasih.. Koreksi, judul cerpennya “Badai Secangkir Kopi”…Duh, aku malh sdh nggan punya copy-nya tuh.
Trims, sarannya. Persoalannya: aku kadang ga ngerti caranya.Gaptek bahasa kerennya. Hehehe. Tapi oke juga, nanti aku belajar dulu ya.
cuma mau ngucapin MERDEKA !!!,…
ikut panjat pinang apa ndak mas ? hahahahaha,… semoga diusia 63th Indonesia makin jaya. Amin…
tulisan mas bikin terlena…
punya naskah lakon teater yang bagus gak???
numpang narsis ya mas,… hasil iseng iseng istri saya pas tidur maen ceprat cepret
Hehehe, aku udah liat…, keren juga hasil jeprat-jepretnya. begitulah enaknya didampingi istri yg pengertian.
Piye kabare Ger….?
Akhirnya nemu juga blognya mas agus walau agak telat :), kenal mas agus dr kompas coz cerpennya bolak balik dimuat di sana. Aku udh link site ini diblogku 🙂
Slmt hari raya Idul fitri,mas.
slm sejahtera dariku.
Selamat Hari Raya Idul Fitri jug, buat semuanya saja. Maaf lahr batin. Utk Wiwiek, terimakasih.
selamat hari raya idul fitri mas, mohon maaf lahir batin yah…
mata
Hai, Mas! :’)
Pernah denger soal ‘sastra kilat’?
Iyah atau belum, saya undang Mas Agus untuk main ke http://flashlit.wordpress.com! :’)
Hai, Mel…aku udah jenguk tuh ‘sastra kilat’. Di kasanah dunia, short short story atau mini fiction gitu emang populer juga.
Thanks for dropping by! :’)
Wah, aku baru tahu (dan baru naksir) loh, Mas. Hehehehe.
rame banget …
hahahaha mari kita berburu baterai notebook yang baru . .!!
Halo Mas, salam kenal. Semoga kita dapat berbagi informasi.
Salam…
Salam kenal juga… Salam…
salam aku mengenalkan diri, mas. salam untuk cerpen-cerpen di buku memorabilia-nya, aku rindu cerpen-cerpen mas kayak itu lagi!
trimakasih, mas. dah ngajarin aku nulis lewat cerpen-cerpennya mas. kunjungi juga blog ku y!
salam
Pinto Anugrah
Salam kenal mas agus…
saya benar-benar tidak salah mengunjungi blog…
banyak tulisan yang bisa saya jadikan pelajaran baru dari blog nya mas!!
Yupie, salam kenal juga. Untuk Pinto, juga Ocxie. Kalau pas berkelana di dunia maya, aku pasti akn mengetuk pintu blog kalian…
Salam kenal mas agus, aku boleh berguru gak?
Aku masih awam banget di dunia sastra, tapi punya kemauan untuk mendalami sastra.
Tolong kritik dan sarannya pada 2 cerpen pertama ku.
cek di http://deje.wordpress.com
Waduh, berguru…kayak di dunia persilatan ajah. Ayolah kalo saling belajar. Nanti aku sempetin ke blogmu. Kalo ga, coba deh kamu email tuisan-tulisanmu ke aku (agus2noor@yahoo.co.id), biar lebih tekun membacanya.
Salam kenal. Saya sedang belajar menulis fiksi. Sangat kagum dengan karya-karya Bapak. Mohon kritik, saran, dan pencerahan untuk tulisan-tulisan saya di http://suhadinet.wordpress.com
Terimakasih. 😀
Assalamualaikum ww,
Gak nyangka bisa nyampe di blog mas. Dunia semakin kecil, itu benar ya. Yang biasanya cuma bisa baca cerpen, puisi yang mas tulis sekarang bisa berkomunikasi. Teknologi bawa kemudahan, alhamdulillah. Salam kenal mas, semoga kunjungan ini jadi silaturahmi. Amin.
– Suhadinet… Salam kenal juga. Anda di Kalimantan, ya? Tanggal 26 Desember ini, saya jalan ke Kaltim, tapi cuman seputaran Balikpapan. Ceritakanlah tentang hal-hal menarik di lingkungan atau sekeliling Anda…
Wa’alaikum salam
– Alris… Mari kita perbanyak amal jariah, eh, tali silaturahmi…hehehe Tapi membangun tali silaturahmi juga bisa memperbanyak amal jariah ya….Bener nggak sih?
yang bener silaturahmi membuat panjang umur dan membuka pintu rejeki mas. nah kalau rejekinya banyak kan gampang tu untuk beramal dan bersedekah. he.. he.. mekso. atau yang mungkin terkacaukan oleh mas noor adalah ‘senyum itu sedekah’. nah orang bersilaturahmi biasanya kan dengan senyam-senyum tu. jadi bisa juga dipaksakan seperti kata mas noor,’membangun tali silaturahmi juga bisa memperbanyak amal jariah’ karena silaturahminya dengan senyum. halah.. mekso maneh. aku cah ngaglik sleman, mas. njenengan (mas noor yang asli lho) mbantulle pundi?
Bener, senyum itu sedekah. makanya, koruptor yang ketangkep kan jadi suka senyam-senyum, karena ia pingin bagi-bagi sedekah, hehehe. Coba yang dibagi-bagi uangnya ya, bukan senyumnya. Candaan, ya. Tapi aku emang percaya senyum membawa berkah kok. Aku nBantulnya di Bugisan.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukurlah akhirnya saya bisa menyisakan uang makan untuk bisa menyambangi blog mas Agus. Gimana kabar mas? Kapan ke Jakarta lagi nih? kalau ada acara kasih kabar mas yah, supaya bisa memberi motivasi buat temen-temen IMT Ciputat.
Oh ya mas, acara Taaruf (pengkaderan) IMT Ciputat kemarin alhamdulillah berjalan dengan lancar dan sukses, berkat doa dan dukungan dari semua pihak, termasuk mas Agus. Terimakasih yah..
satu lagi mas, boleh nggak aku minta rahasia cara menulis mas Agus, saya suka banget sama tulisan-tulisan mas. Semua cerpen yang ada di blog ini aku copy yah…
Ups, apa kabar? maju terus IMT-nya ya. pasti aku suport. Udah nonton Sidang Susila? Lakn ini akan main di Teater Salihara (daerah Pasar Minggu, Jakarta), tanggal 15-17 Januari 2009. Klo sempet nonton, ya…
Alhamdulillah baik. Terimakasih mensupport. Insyallah kami sempetin tanggal itu buat nonton, kalo tidakbentrok dengan jadwal UAS kampus. tiga hari ya, jam berapa mulai? btw gratis lagi gak?? kik…2008x
Haloo… Assalamu’alaikum.
Mmm… mmm… kontennya sangat menarik. Bolehkah saya link ke blog saya?
Salam… dari
Kang Zaldy
Wa’alaikum salam… Silakan di link..
Salam kenal, lagi mencoba membaca isinya blog ini.
Salam kenal Mas Agus…
aku cah Balapulang, tanggane Margasari oh…
Maaf, baru kali ini aku berani komen di sini.
Wah, kemarin pas HUT ke-IV APSAS moderatorinnya keren. Forum ga kaku-kaku amat. Mas Agus sama Mas Saut Serngenge (hehe…) emang bikin hidup suasana.
Ada yang masih ga aku mengerti secara utuh dan menyeluruh nih, tolong diperjelasin yah mengenai “Kedaulatan Pembaca”.
yang bikin bingung, gimana kalo para pembaca menafsirkan seenak udelnya? apa penulis masih bisa memepersilahkan? justru kalo “longgar” banget kan malah jadinya pseudo-tafsir.
nb: kapan balik kampungnya?
Thanks…
Wah, kemaren dateng ya ke Ultah APSAS? Kok nggak ngobrol-ngobrol.
Soal “kedaulatan pembaca”, tentu di sana pembaca tetap terikat dengan teks yang dibacanya. Ia menafsir teks berdasarkan pengalaman, tingkat intelektualitas, pengetahuan, persepsinya, tetapi tetap harus mengacu pada teks. Tafsir yang baik ialah mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam teks, dengan cara berangkat dari teks itu, bukan hanya dari “apa yang dibayangkannya”. Contoh, bila ada tekt “langit hijau”, maka kita akan mencari tahu apa maksud dari ‘langit hijau’ itu, dengan mencoba merujuk pada teks lainnya di dalam karya itu, bukan lantas dengan semena-mena mengatakan: itu maksudnya adalah merek teh, karena ada teh hijau, (green tea), teh sehat –sementara tak ada satu pun dalam teks itu yang mengacu pada teh, Jadi itu tafsir yg semena-mena. Ini tentu sah, tetapi biasanya bersifat ‘akal-akalan’ kita sebagai pembaca, atau seperti yang kamu sebut dengan istilah “pseudo tafsir”
Oohhh gitu ya…
kemarin di ULTAH APSAS kan kita sempet ngobrol sebentar. Waktu itu aku memang make identitas IMT Ciputat, hehe… (sewaktu Njenengan nunjukin lembar pengisian biodata moderator, Masnya kan lagi sibuk, jadi aku ga enak gitu deh)
Satu lagi Mas… (semuanya diilhami dari njenengan) dalam sejarah Sastra (entah itu sastra atau kesusasteraan, aku ga tahu) ada ga tentang yang “mini” tapi selain di wilayah fiksi. Essai, kolom atau artikel, misalnya?
biar jadi essai mini atau mungkin (kalo mau maksain) nono-fiksi mini. kan keren tuh.
setahuku, buku-buku teks para tokoh jaman dulu (maksudnya 30 tahun lebih ke belakang), ga pernah tuh nuangin gagasan dari konsepsi pikiran mereka dengan bahasa yang bertele-tele (metode struktur penulisan akademis maupun populer). kita bisa lihat di buku-buku teks aslinya Tan Malaka, Soekarno, ataupun pemikir-pemikir barat lainnya. bahkan tulisan-tulisan F.Nietzsche pun, tulisannya padet-padet banget.
gimana mas? maksain banget ga yah kalo kita bikin non-fiksi mini?
Thankss……. Semoga selalu bahagia…
papatah, peribahasa, adagium atau aforisme, bisa menajdi “dasar” atau rujukan dari eseai-esai pendek…
Sukses selalu buat Bapak
Sukses selalu buat Anda, Pak…
Lam kenal masdab…! aku osephe
blognya ta link ya…
biar bisa sinau ne..hehe..
silakan..salam kenal juga…
Salam…
Mas Agus, masih ingat dengan seorang pemuda yang memberi surat “konyol” setelah menyampaikan materi pelatihan kepenulisan Matapena di Pandanaran?
Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan penuh harap, mampirlah sejenak. Barangkali ada sedikit nasihat untukku.
Bila saya jalan-jalan, saya kan usahakan mampir ke laman kamu….
Hahaha, tentu saja saya masih ingat…menyenangkan sekali membaca surat kecil kamu itu… Gimana, sudah menulis apa? Ayo dong nulis…, jadi saya nggak merasa gagal memberi pelatihannya, hehehe
syukurlah…ternyata selain mempunyai kejeniusan dalam menulis, mas Agus juga jenius dalam mengingat…hehehe
terima kasih sudah berkenan berziarah ke tempatku.
Salam,
Pie kabar mas Agus?
Sebentar lagi IMT Ciputat mau kongres nih, ada masukan gak dari njenengan??
Salam silaturrohim dari kami Komunitas Lembah Pring jombang.
“dunia para penyihir bahasa”
saya suka katakata ini 🙂
salam kenal dari Makassar,mas!
Andy: salam kenal juga…
tulisan mu memang magis mas…menyihir sampai akhir….
hehe, makasih… Ntar beli bukuku yang baru ya…
Salam kenal mas..saya desi dari Lampung kebetulan untuk skripsi saya , saya mengambil kumcernya mas agus ‘bapak presiden yg terhormat’untuk diteliti..jadi saya lagi nyari info ttg sgla sesuatu yg berhubungan dgn kumcer ini dan semua yg bhub dgn Agus Noor..itu aj mas salam kenal..
MAS SALAM KENAL DARI ANAK LSDP 4 KALIOPAK YOGYA, ASAL BANYUWANGI
Assalamu’alaikum wr wb
Wah …luar biasa sekali nih MAS AGUS NOOR …sudah terbang tinggi jauh sekali ….entah kapan terjun kembali ke tanah leluhur …mengembara dan mencari serta mengamalkan ilmu yg sudah di dapat selam dia belajar dari kecil sampai sekarang …sungguh usaha yg nggak sia – sia …ingin rasa nya mengikuti jejak engka MAS AGUS NOOR ….BROVA ….
Wassalamu’alaikum wr wb
Halo Mas Agus..
Salam kenal, Aku sebelumnya ga terlalu ngeh sama mas, tapi semenjak baca referensi buku mas di Kompas tentang Sepotong Bibir paling Indah di Dunia, saya jadi pengen baca. Pas browsing,eh, ketemu blog mas…wah, saya suka cerpen2 mas.
Selamat Berkarya,,,!!!!
pingin belajar merangkai kata dg indah seperti semua karya-karya om…
luar biasa!!
mas NOOR:
saya mau les prifat supaya bisa jadi kayak anda….hkhkhkhk
assalamualaikum,….
maaf, bleh bleh nggak gabung di blog ini?????he,…
saya Rachmad,..salam kenal buat semuanya…
saya nyari ‘potongan cerita di kartu pos’ susah banget ya dapetnya?!? 😉
nge-fans banget sama mas agus..
pertama kali tw tentang mas agus…waktu guruquw ngasih tugas esai tentang cerpen2nya mas agus..
mantep…
Salam kenal mas Agus.
Fiksimini nya mengalihkan jiwa raga ku..
salam kenal bung, moga semangat menulisnya bisa menular ke sedulur-sedulur nusantara sampai ke desa-desa
salam kenal Mas Agus.. ada 2 atau 3 agus noor Di dunia ini.. yeaah.. fikiran sastra memang begitu memang ada benarnya..
oya.. mas agus, bererti Mas Agus bisa juga ngomentarin cerpen pengarang amatir seperti saya ini.. insya allah saya juga kirim cerpen saya ke emailnya Mas Agus..
salam kenal mas agus. maaf ni klo sok kenal..
saya mahasiswa broadcasting semester 5 kebetulan ada tugas untuk membuat drama dari cerpen kompas, saya ingin sekali memvisualisasikan cerpen mas agus yang berjudul kunang-kunang dalam bir yang sama mba djenar. mohon di izinkan ya mas …
klo berkenan mohon penjelasan yang lebih mengenai cerpennya, niar gag salah tafsir nanti dalam penggarapan drama pendeknya…
Terima Kasih
salam kenal
saya paling suka cerpen-cerpen mas agus
Ingin sekali berpropesi sebagai penulis. tapi sikap malas saya masih menyelimuti sangat tebal di seluruh tubuh. Semoga makin2 hari makin tipis dan hilang dengan membaca karya2 mas Agus
berharap bs bljr nulis dr mas agus … :))
Salam kreatif dan selamat terus berkarya ya, Mas!
ass mas. salam kenal….
mas, saya sudah baca kumcer sepotong cerita di kartu pos. mas, di dalam kumcer tersebut ada beberapa cerita yang menyoroti ttg konflik sosial. apakah itu bisa disimpulkan bahwa kumcer tsb masih bertemakan tentang kritik sosial?
kemudian, kapan kira2 mas mencetak kembali kumcer bapak presiden yang terhormat?
segitu saja dulu mas. trima kasih.
Mas Agus salam kenal saja !…
tulisan mas agus ok-ok…
gud pagi ms Agus, ms ato pk yh sya manggilnya? hehe mungkn krna jrak usia yg ckup trpaut sdg sya bru ank kuliahn, ckck mint ijin nge-follow blognya y…
bravo bwt krya2nya yg bkin sya ‘meleleh’ walau baru bca jdulnya aj, wilujeng!
mas agus,
jika berkesampatan,
singgahi blog saya juga yaa
saya pasti akan sangat senang sekali,,
makasih sebelumnya mas,, 🙂
bapak agus noor saya mauw bertanya tentang kecenderungan bapak dalam menulis cerpen-cerpen dalam buku Sepotong bibir paling indah di dunia. bagaimana kecenderungan bapak dalam menulis cerpen-cerpen tersebut?? mohon di jawab karena saya tertarik dengan cerpen bapak tersebit untuk saya jadikan bahan tugas kuliah, terima kasih
mas agus noor, terimakasih secara tidak langsung anda adalah guru saya dalam menulis. 🙂
saya sudah sekitar dua tahub ikutan di buletin sastra lokal “SENJA” di tempat saya belajar di bantul, kapan-kapan kalau mas agus noor sedang tidak sibuk, bisa kami minta waktu untuk mengulas profil jenengan.
terimakasih sebelumnya 🙂
sering bgt dengar tentangmu mas agus noor, tapi belum pernah baca karyamu. baru sekarang disini secara gak sengaja. and i think i’m in love. salam
Sore mas Agus 🙂 saya mau kirim-kiriman surel boleh kan?
Salam Kenal mas Agus, selamat berkarya…
Kak aguss, ini beneran blog nya kak agus noor?? Ya ampun kak, aku suka banget sama semua cerpen kakak di buku bahasa indonesia ku ^^ ceritanya bisa kubaca berulang ulang. Salah satu cerpen kak agus yg kusuka yg perihal orang miskin kak 🙂 tapi itu juga yg paling sedikit membingungkan dan bikin penasaran. Boleh tau nggak kak tokoh aku itu siapa nya si pengemis? Kenapa tokoh orang miskin pernah muncul dari kaca si tokoh aku? Aku sedikit nggak ngerti di situ kak.. Tapi ini cerpen sukses bikin aku nyesek walaupun di selipi lelucon 🙂 semangat ya nulis terus!
salam kenal… mas.. saya suka cerpen2 nya…
Salam kenal mas! Semoga tetap produktif ya! Sukses Semar Mendemnya! 😀
Salam kenal
Hi Pangeran Kunang-kunang, Salam Kenal..
Tahu Blog ini dari si Peri Malam di Steller.
halo bang agus
salam bang Agus… Saya Ilham dari timur. Salam kenal bung. Z pengagum ide bang Agus lewat karyanya. kalau boleh tahu, apa amalan bang Agus sehingga ide menarik bang Agus mengalir dengan mudah. trims. salam dari pedalaman pulau Sulawesi
Bagus alurnya meliuk liuk,jadi pengen belajar nulis cerpen ke mas agus noor,oh ya Aku Dwi,ini cerpen diterbitkan oleh penerbit apa ya,mas