Oleh: Agus Noor
Sutradara bisa mati, tapi aktor tidak!
(Arifin C. Noer)
Cukup lama aktor absent dalam teater modern kita. Tradisi realisme yang tidak cukup berkembang bisa dilihat sebagai satu faktor yang menyebabkan aktor tak menemukan ‘ruang bermain’ dalam panggung teater modern kita. Pentas-pentas teater yang berbasis realisme, sebagaimana dikembangkan sejak periode ATNI, Teater Populer, Teater Lembaga sampai STB, memang secara sporadis muncul, tetapi tidak terlalu kuat nenamamkan tradisi realisme sebagai mainstream dalam teater modern kita.
Hal itu membawa konsekuensi: tak tersedianya peran dan penokohan dalam naskah lakon yang memiliki kompleksitas psikologis. Yang berkembang ialah tokoh-tokoh tipologis, kata Kuntowijoyo. Hingga seringkali kita ‘terpaksa’ meminjam tokoh-tokoh dalam lakon yang ditulis oleh Ibsen, Chekov, untuk menjadi referen permainan realisme. Ketika naskah lakon tidak menyediakan kompleksitas penokohan yang menantang untuk ditafsirkan aktor dalam satu pementasan, perlahan-lahan sosok aktor pun surut dalam panggung teater modern kita. Karena itu teater kemudian lebih tampak sebagai “representasi gagasan” ketimbang “representasi pemeranan”. Lanjutkan membaca ‘– AKTOR DI PANGGUNG TEATER’
Comments of Files